Kamis, 13 November 2014

Tema Karangan

Secara etimologis, kata “tema” berasal dari bahasa Yunani yaitu tithenai yang berarti ”sesuatu yang telah diuraikan. Ini berarti topik merupakan sesuatu yang sudah ditentukan dan dibatasi. Tema berarti pokok pemikiran. Pokok pemikiran tertentu yang akan disampaikan oleh penulis dalam karangannya disebut tema karangan. Penetapan tema sebelum mulai mengarang sangatlah penting untuk menjamin penyampaian ide secara teratur dan jelas sehingga isi karangan akan dapat dipahami oleh pembaca dengan mudah.

Tema hendaknya harus diungkapkan secara eksplisit agar dapat membantu memudahkan penulis dalam menulis sebuah kerangka karangan (outline). Berdasarkan uraian di atas, contoh berikut akan memperjelas kedudukan tema dalam suatu kerangkan karangan. Sekaligus membedakan antara topik, judul dan tema.

Topik :
Upaya mengatasi kemacetan lalu-lintas
Judul :
(dapat disesuaikan dengan selera penulis)
1. Macet lagi, Macet lagi... Pusing!
2. Lalu-lintas Macet, Penyakit Modernisasi
3. Kemacetan Lalu-lintas dapat Memicu Stress.

Tema :
Upaya mengatasi kemacetan lalu-lintas bukanlah semata-mata tanggung jawab aparat kepolisian, melaikan juga menjadi tanggung jawab seluruh warga masyarakat pemakai jalan. Permasalahan lalu-lintas tidak mungkin dapat dipecahkan tanpa bantuan semua pihak yang terkait. Dalam hal ini yang paling diperlukan adalah adanya kesadaran berlalu-lintas secara baik, teratur, sopan, dan bertanggung jawab, sebab keteraturan berlalu lintas adalah cermin kepribadian bangsa.
Seperti dalam topik, tema juga perlu pembatasan dalam penulisannya agar penulis tidak melantur atau melenceng dari pokok bahasan yang utama. Dengan begitu penulis akan lebih mudah membuat suatu karangan yang efektif

D. Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusun gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan di antara gagasan-gagasan yang ada. Kerangka mengandung rencana kerja bagaimana menyusun karangan. Kerangka akan membantu penulis menggarap karangan menjadi logis dan teratur serta memungkinkan penulis membedakan ide-ide utama dari ide-ide tambahan. 

Kerangka karangan dapat mengalami perubahan terus menerus untuk mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Kernagka karangan karangan dapat berbentuk cacatan sederhana, tetapi dapat juga mendetail. Kerangka yang belum final disebut outline sementara kerangka yang sudah tersusun rapi dan lengkapdisebut outline final.

Kerangka karangan dapat membantu pengarang/penulis dalam hal-hal sebagai berikut.
a. Mempermudah pengarang menuliskan karangannya.
b. Mencegah pengarang menuliskan karanganya.
c. Memberi fokus atau arah sehingga pengarang tidak ke luar dari sasaran yang telah ditetapkan.
d. Membantu pengarang mengatur atau menetapkan klimaks yang berbeda-beda di dalam karangannya, juga menata detail karangan.
e. Sebagai miniatur dari keseleruhuhan karangan, melalui kerangka karangan, pembaca dapat melihat intisari ide serta struktur suatu karangan.


1. Macam dan Bentuk Karangan

Kerangka Karangan ada 2 macam yaitu, Kerangka topik dan kerangka kalimat. Dalam pratik pemakaian, kerangka yang banyak dipakai adalah kerangka topik.
Kerangka topik terdiri atas kata, frasa, koma, atau klausa, yang didahului dengan tanda-tanda atau kode tertentu untuk menyatakan hubungan antargagasan. Tanda baca akhir (.) tidak diperlukan karena tidak dipakainya kalimat tidak lengkap. Kerangka kalimat lebih bersifat resmi berupa kalimat lengkap. Pemakaian lengkap menunjukan diperlukannya pemikiran yang lebih luas daripada yang dituntut didalam kerangka topik. Tanda baca titik harus dipakai pada akhir setiap kalimat yang dipakai untuk menuliskan judul dan sub bab. Kerangka kalimat banyak dipakai pada proses awal penyusunan outline. Bila outline sudah selesai. Kerangka kalimat itu dapat dipadatkan menjadi kerangka topik, demi kepraktisan. Pemakaian kalimat dapat saja untuk menulis judul bab. Jadi, kerangka bisa saja berbentuk gabungan kerangka kalimat dan kerangka topik. Meskipun pemakaian kerangka topik lebih dominan, tidaklah dipantangkan mencampur dengan kerangka kalimat, meski hanya untuk penulisan judul-judul bab.
Kerangka dapat dibentuk dalam sistem tanda untuk kode tertentu. Hubungan di antara gagasan yang ditunjukkan oleh kerangka dinyatakan dengan serangkaian kode yang berupa huruf dan angka. Bagian utama biasanya didahului angka tertentu (misalnya angka romawi), sedangkan bagian bawahnya (subbagian) menggunakan tanda yang lain. Ada juga kerangka yang hanya menggunakan angka Arab saja, jika karangannya tidak terlalu panjang, misalnya untuk makalah atau artikel sederhana. Kode-kode itu akan lebih kompleks di dalam karangan yang benar benar seperti skripsi, tesis, disertasi, dan buku. Perhatikan pemakaian kode kerangka berikut.


Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa, agar karangan terstruktur rapi, pengarang harus membagi-bagi gagasan. Kaidah pembagian yang perlu diingat adalah segala sesuatu yang terdapat di bawah sesuatu tanda harus berhubungan langsung dan takluk kepada yang membawahkannya. Tanda-tanda yang dipakai (huruf atau angka) harus ada pasangannya, minimal satu.
2. Pola penyusunan Kerangka Karangan 

Ada dua pola terpenting yang lazim dipakai untuk menyusun kerangka karangan, yaitu pola alamiah dan pola logis. Pola pertama disebut alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial, yaitu ruang (tempat) dan waktu. Pola yang kedua dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikiran atau cara berpikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika.

a. Pola Alamiah
Seperti yang telah diuraikan di atas, penyusunan kerangka karangan yang berpola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu, urutan unit-unit dalam kerangka pola alamiah dapat dibagi dua, yaitu urutan ruang dan urutan waktu. 

1) Urutan ruang
Yang dimaksud dengan urutan adalah pola uraian yang menjabarkan keadaan suatu ruang seperti dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya. Urutan ruang dipakai untuk mendeskripsikan suatu tempat atau ruang, umpamanya kantor, gedung, lokasi atau wilayah tertentu. Berikut ini contoh bagian kerangka karangan yang memakai urutan ruang.
Topik : Laporan Lokasi Banjir di Indonesia
I. Banjir di Pulau Jawa
A. Banjir di Jawa Tengah
1. Daerah Semaranga
2. Daerah Pekalongan
B. Banjir di Jawa Barat
1. Daerah Ciamis
2. Daerah Garut
C. Banjir di .......

2) Urutan waktu
Urutan waktu dipakai untuk menarasikan (menceritakan) suatu peristiwa/kejadian, baik yang berdiri sendiri maupun yang merupakan rangakaian peristiwa. Kerangka tentang sejarah pastilah memakai urutan waktu. Agar tidak membosankan, urutan waktu seperti di atas dapat divariasikan dengan susuna terbalik misalnya dari akhir ke awal. Perhatikan contoh kerangka karangan yang memakai urutan waktu dibawah ini.

Topik : Riwayat Hidup Soekarno
1. Jati diri Soekarno
2. Pendidikan Soekarno
3. Karier Soekarno
4. Akhir Hidup Soekarno

Berdasarkan kerangka di atas dapat dibuat karangan singkat yang terdiri atas satu alinea; dapat diperluas menjadi empat alinea; dapat diperluas lagi menjadi empat bab; bahkan dapat dibauat menjadi satu buku. Begitualah pentingnya membbuat kerangka karangan sebelum mengarang.

b. Pola Logis
Di atas telah disebutkan bahwa pola logis memakai pendekatan berdasarkan cara berpikir manusia. Cara dalam berpikir bermacam-macam yaitu bergantung pada sudut pandangnya. Adapun macam-macam urutan logis adalah klimaks – antiklimaks, sebab – akibat, pemecahan masalah, dan umum – khusus. 

Contoh 1 (Urutan Klimaks)
Topik : Kejatuhan Soeharto
i. Praktik KKN Merajalela
ii. Keresahan di dalam Masyarakat
iii. Kerusuhan Sosial di Mana-mana
iv. Tuntutan Reformasi Menggema
v. Kejatuhan yang Tragis

Contoh 2 ( Urutan Sebab – Akibat)
Topik : Pemukiman Tanah Tinggi Terbakar
1. Kebakaran di Tanah tinggi
2. Penyebab Kebakaran
3. Kerugian yang Diderita Masyarakat dan Pemerintah
4. Rencana Rehabilitasi Fisik

Contoh 3 (Urutan Pemecahan Masalah)
Topik : Bahaya Ecstasy dan Upaya Mengatasinya
1. Apakah Ecstasy
2. Bahaya Ectasy
2.1 Pengaruh Ecstasy Terhadap Syaraf Pemakainya
2.2 Pengaruh Ecstasy terhadap masyarakat
2.2.1 Gangguan Kesehatan Masyarakat
2.2.2 Gangguan Kriminalitas
3. Upaya Mengatasi Bahaya Ecstasy
4. Kesimpulan dan Saran

Reverensi :
Rahardi, Kunjara.2009. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga
Tim Penulis Bahasa Indonesia UT-ASMI. 2002. Buku Materi Pokok Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka http://fikri-allstar.blogspot.com/2010/11/syarat-judul-yang-baik.html
Read More ->>

Pengertian dan Pengembangan Alinea


Paragraf (Alenia) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari pada kalimat. Alenia merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul, melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat, dan juga bisa disebut dengan penuangan ide penulis melalui kalimat atau kumpulan alimat yang satu dengan yang lain yang berkaitan dan hanya memiliki suatu topic atau tema. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat.


Dalam paragraph terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam kalimat tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topic, dan kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling berkaitan dalam satu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.


Panjang pendeknya suatu paragraph akan ditentukan oleh banyak sedikitnya gagasan pokok yang diungkapkan. Bila segi-seginya banyak, memang layak kalau alenianya sedikit lebih panjang, tetapi seandainya sedikit tentu cukup dengan beberapa kalimat saja.


B. Struktur/Jenis-Jenis Paragraf (Alinea)
Deduktif
Struktur paragraph yang bersifat deduktif ini dimulai oleh kalimat inti, kemudian diikuti uraian, penjelasan argumentasi, dan sebagainya. Dimulai dengan pernyataan (yang tentunya brsifat umum), kemudian kalimat-kalimat berikutnya berusaha membuktikan pernyataan tadi dengan menyebutkan hal-hal khusus, atau detail-detail seperlunya.
Induktif
Struktur paragraph yang bersifat induktif adalah kebalikan dari pola yang bersifat deduktif. Pola ini tidak dimulai dengan kalimat inti, dimulai dengan menyebutkan hal-hal khusus atau uraian yang merupakan anak tangga untuk mengantarkan pembaca kepada gagasan pokok yang terdapat pada kalimat inti di akhir alenia. Jadi anak-anak tangga itu disusuk untuk mencapai klimaks.
Deduktif dan Induktif
Pola paragraph yang ketiga ini adalah gabungan dari dua pola diatas (1, dan 2). Di sini, pada kalimat pertama (sebagai kalimat inti) gagasan pokok telah dinyatakan; tetapi pada kalimat terakhir, kembali diulang sekali gagasan pokok tersebut.
Deskriptif atau Naratif
Dalam pola ini, gagasan pokok tidak terbatas hanya dalam satu kalimat saja. Inti persoalannya akan didapati pada hampir semua kalimat pada paragraf tersebut. Kita harus membaca seluruh kalimat dalam paragraf itu, baru dapat memahami gagasan yang hendak disampaikan oleh pengarangnya.


Jenis alinea dapat pula ditentukan berdasarkan cara kita mengembangkan ide dan alat bantu yang digunakan untuk menjaga kesinambungan pengungkapan ide atau keruntunan ide. Jenis alinea tersebut adalah :


a. Alinea definisi
b. Alinea contoh
c. Alinea perbandingan
d. Alinea anlogi
e. Alinea klimaks atau induktif
f. Alinea anti klimaks atau deduktif
g. Alinea campuran
h. Alinea sebab akibat
i. Alinea proses
j. Alinea deskriptif


Berikut ini diberikan contoh untuk setiap alinea.
a. Alinea/Paragraf Definisi
contoh :
Loyalitas pelanggan adalah suatu sikap dan prilaku seseorang untuk tetap bertahan dalam membeli sesuatu pada took yang diyakininya sebagai took yang dapat dipercaya,baik tentang harga maupun tentang kualitas barag.Meskipun banyak took-toko baru yang bermunculan,ia tetap menjadi pelanggan yang setia pada took itu betapapun gencarnya usaha pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan lain,keyakinannya tidak goyah terhadap took yang dilangganiya.
Ide pokok pada alinea atau paragraf ini merupakan suatu definisi yang terdapat pada bagian awal.Jadi, alinea ini merupakan alinea definisi dan juga alinea deduktif.


b. Alinea contoh
contoh :
Perubahan telah terjadi pada industri tradisional.Berbagai jenis peralatan produk baru seperti mesin potong, mesin pres, mesin bor, mesin bubut mesin las kini telah meningkat kapasitasnya dengan berlipat ganda. Kapasitas mesin potong pada industri modern telah banyak meningkat sebanyak ribuan kalilipat selama 1900-an. Hal ini dimungkinkan karena telah ditemukannya logam yang tetap keras meskipun dioprasikan dalam kecepatan sangat tinggi. Disamping itu, telah tercipta pula mesin-mesin peralatan yang sangat kuat untuk mendukung proses tersebut.
Ide pokok pada paragraph diatas dikembangkan dngan menggunakan contoh.ide pokok terdapat pada bagia awal jadi alinea ini juga merupakan alinea deduktif.


c. Alinea perbandingan
Contoh :
Tata cara kehidupan masyarakat primitif berbeda dengan modern. Masyarakat primitive dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dari bahan-bahan yang tersedia dilingkungannya tanpa membelinya. Jika barang yang diperlukannya tidak ada dilingkungannya,maka mereka dapat memperolehnya dari masyarakat tetangganya dengan sistem barter (saling menukar barang). Alat-alat yang diperluka untuk memenuhi kebutuhannya juga diperoleh dari lingkungannya, yaitu berupa batu, tanah liat, atau pun dahan pohon yang diolah secara manual. Sedangkan masyarakat modern memperoleh kebutuhannya dengan cara membeli barang atau membayar jasa. Alat-alat yang diperlukan merupakan olahan dari pabrik yang juga harus dibeli untuk memeperolehnya.
Ide pokok pada alinea ini terdapat pada bagian awal. Ide diungkapkan secara perbandingan. Pada contoh diatas, ide yang dibandingkan dengan cara memperoleh barang-barang, alat, dan jasa yang diperlukan dalam kehidupan antara masyarakat primitif dan masyarakat modern.


d. Alinea analogi
Contoh :
Bahasa bukan merupakan tujuan dalam penulisan karangan ilmiah.Bahsa hanya sebagai alat (komunikasi) agar gagasan ilmiah yang diungkapakan dalam karangan tersebut dapat dipahami oleh pembaca dengan baik. Oleh sebab itu,sebelum karangan itu sampai ketangan pembaca,penulis karang tersebut harus memeriksa bahasa yang digunakannya, baik dari segi ketetapan pemilihan kata dan istilah maupun dari segi gramatikal satuan-satuan struktur bahasa, misalnyastuktur satuan kata, frasa klausa, kalimat, dan alinea atau paragrafnda juga pemakaiaan ejaan dan tanda baca secara tepat. Jika terjadi gangguan atau kerusakan pada unsure-unsur bahasa tersebut,besar kemungkinan pembaca tidak dapatmemahami gagasabn ilmiah yang disampaikannya itu dengan baik. Hal ini dapat diibaratkan dengan kendaraan yang digunakan untuk mencapai tujuan perjalanan yang jauh. Sebelum berangakat,orang yang akan bepergian dengan kendaraan tersebut harus memeriksa kondisi kendaraannya, baik yang berkaitan dengan rem, versneling, roda, ban, bensin dan sebagainya.kalau perlu orang itu harus membawa kendaraannya ke bengkel untuk diperiksa agar yang bersangkutan selamat sampai ketempat tujuan.


Ide pokok pada paragraf atau alinea diatas terdapat pada bagian awal. Jadi alinea ini termasuk alinea deduktif. Pengungkapan ide dijelaskan dengan membandingkan ide pokok (bahasa sebagai alat) secara analogi dengan menggunakan hal lain yang sama karakternya dengan bahasa sebagai alat dalam penulisan karangan ilmiah,yaitu kendaraan (mobil) sebagai alat untuk mencapai tempat tujuan dengan selamat.


e. Alinea Klimaks atau Induktif
Contoh :
Pendanaan bank diperoleh dari berbagai sumber,yaitu yang bersumber dari pemilik bank,dari masyarakat penanam modal,dari masyarakat sebagai nasabah.Setiap pihak menyandang dana mempunyai kepentingan dalam ropda kegiatan aliran arus dana.Tidak ada di antara mereka yang mau dirugikandalam kebijakan pelasanaan kegiatan tersebut.Masing-masing mengharapkan keuntungan sesuai dengan ketentuan dan cara-cara yang lazim.Oleh sebab itu,majemen perbankan yang sehat memegang peranan penting dalam pengelolaan dana yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penghimpunan, penyaluran, serta pengendalian dana sehingga tidak ada pihak yang dikecewakan.


Ide pokok pada alinea di atas terdapat pada bagian akhir yang merupakan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang dikemukakan sebelumnya (klimaks). Pengungkapan ide dijelaskan dengan hubungan sebab akibat.


f. Alinea Anti Klimaks atau Deduktif
Contoh :
Masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat adalah masalah keuangan.Produksi barang dan jasa melimpah-limpah ditawarkan kepada masyarakat,sedangkan kemampuan masyarakat untuk membeli dan memperolehnya sangat terbatas.Penghasilan mereka rata-rata jauh lebih rendah daripada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok.Oleh sebab itu,mereka tidak bisa memperoleh semua barang dan jasa yang diperlukan.
Ide pokok pada alinea diatas terdapat pada bagian awal.Jadi alinea ini termasuk alinea deduktif. Ide dikembangkan dengan hubungan sebab-akibat.Kalimat ketiga menyatakan adanya penyebab masalah ekonomi. Kalimat terakhir mengandung ide yang menyatakan akibat dari pernyataan pada kalimat ketiga.Hal ini dipertegas pula oleh adanya ungkapan penghubung oleh sebab itu sebagai penanda adanya hubungan kolerasi secara eksplisit.


g. Alinea Campuran
Contoh :
Koperasi merupakan badan usaha yang mengutamakan kesejahteraan ekonomi anggotanya.Mencari keuntungan besar tidak menjadi tujuan utamanya.Modalnya dikumpulkan dari anggotanya.Kegiatan usahanya juga dilakukan oleh anggotanya.Keuntungan yang diperoleh badab usaha ini juga diperuntukan bagi anggotanya.Oleh sebab itu,bila usaha ini dilakuka dengan baik dan jujur,koperasi ini betul-betul dapat mensejahterakan keadaan ekonoi anggotanya.


Ide pokok alinea terdapat pada kalimat awal dan akhir. Jadi,alinea ini merupakan alinea campuran alinea deduktif dan induktif yang disingkat dengan sebutan alinea camouran. Ide pada kalimat akhir alinea ini merupakan penegasan bterhadap ide yang diungkapkan pada kalimat awal.Jadi,ide pokok pada alinea ini tetap satu. Kaitan ide antarkalimat yang membentuk alinea ii dinyatakan secara eksplisit, yaitu dengan menggunakan akhiran (-nya) yang mengacu pada koperasi sebagai suatu badanusaha.
h. Alinea Sebab Akibat
Lihat contoh (f) di atas.


i. Alinea Proses
Contoh :
Sebagai suatu fungsi penyediaan jasa,akuntansi merupakan sumber informasi keuangan yang bersifat kuantitatif kepada berbagai pihak yang berkepentingan.Sebagai suatu system informasi,petugas akuntansi (akuntan) melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data keuangan perusahaan.Perusahaan harus selalu mengikuti perkembangan data akuntansi sehari-hari.Hari ini perlu dilakukan sbagi pedoman untuk membuat keputusan ekonomis.


j. Alinea Deskriptif
Suatu lembah dikelilingi tebing terjal yang ditumbuhi oleh berbagai jenis pepohonan.beberapa ekor kera bermain sambil berlompatan di antara batang pohon.Di tengah lembah terdapat sebuah sungai yang airnya jernih dan sejuk.Sungai itu tidak terlalu dalam.beberapa orang remaja berjingkrak menyrbrangi sungai sambil bergurau.Di pinggir sungai juga banyak remaja berjalan-jalan dan ada juga yang sedang mengabadikan pemandangan alam yang indah itu dengan kameranya.Sebagian ada yang duduk di bawah naungan pohon yang rindang sambil bercengkrama.Udara di lembah itui sangat sejuk.Sungguh suatu pemandangan yang indah dengan suasana yang menyenangkan.


Ide pada alinea di atas dikembangkan secara deskriptif.Tidak ada salah satu kalimat yang mengandung ide pokok.Walaupun secara eksplisit tidak dinyatakan ide pokoknya pada alinea ini,pembaca alinea ini dapat mengetahui ide pokoknya adalah suatu lokasi pariwisata yang sangat indah yang sering dikunjungi oleh para remaja pada waktu hari libur.Jadi,ide pokok pada alinea deskriptif tetap ada,hanya tidak dinyatakan secara eksplisit.Ide pokok dapat diketahui pembaca dengan cara menarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang diungkapkan pada alinea ini.


C. Unsur-unsur alinea


Alinea adalah satu kesatuan ekspresi yang terdiri atas seperangkat kalimat yang dipergunakan oleh pengarang sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya kepada para pembaca.Supaya pikiran tersebut dapat diterima oleh pembaca,alinea harus tersusun secara logis-sistematis.Alat bantu untuk menciptakan susunan logis-sistematis itu adalah unsur-unsur penyusun alinea,seperti transisi (transition),kalimat topik (topic sentence),kalimat pengembang (development sentence),dan kalimat penegas (punch-line).


Keempat unsur penyusun alinea tersebut,terkadang muncul secara bersamaan,terkadang pula hanya sebagian yang muncul dalam sebuah alinea.


1. Alinea yang Memiliki Empat Unsur
Susunan alinea jenis ini terdiri atas :
a. Tarnsisi (berupa kata,kelompok kata,atau kalimat);
b. Kalimat topik;
c. Kalimat pengembang;
d. Kalimat penegas.


2. Alinea yang Memiliki Tiga Unsur
Alinea jenis ini terdiri atas :
a. Transisi (berupa kata,kelompok kata,atau kalimat);
b. Kalimat topik;
c. Kalimaat pengembang.


3. Alinea yang Memiliki Dua Unsur
Alinea jenis ini terdiri atas :
a. Kalimat topik;
b. Kalimat pengembang.


D. Tujuan Pembentukan Alinea


Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari tema yang lain. Oleh sebab itu alinea hanya boleh mengan dung suatu tema, bila terdapat dua tema, maka dipecahkan menjadi dua alinea.


Memisahkan dan menegaskan perkataan secara wajar dan formal, untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhatian pada akhir kalimat. Dengan perhentian yang lrbih lama ini, konsentrasi terhadap tema alinea lebih terarah.


E. Syarat-Syarat Pembentukan Alinea


Seperti halnya kalimat, sebuah alinea juga harus memenuhi syarat tertentu. Alinea yang baik dan efektif harus memenuhi ketiga syarat berikut:


1) Kesatuan, maksudnya semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan satu hal suatu hal tertentu.
2) Koherensi (kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu).
3) Perkembangan alinea (perkembangan alinea adalah penyusunan/ perician daripada gagasan-gagasan yang membina alinea-alinea itu).


F. Perkembangan Alinea



Perkembangan dan pengembangan alinea mencakup dua persoalan utama yaitu,
1. Kemampuan merinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan.
2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.


Adapun metode pengembangan alinea antara lain :
a. Klimaks Dan Anti Klimaks
Perkembanagn gagasan dalam sebuah alinea dapat disusun dengan mempergunakan dasar klimaks, yaitu gagasan utama yang mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya. Berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya. Dengan kata lain, gagasan-gagasan bawahan disusun dengan sekian macam sehingga tiap gagasan yang berikut lebih tinggi kepentingannya dari gagasan sebelumnya.
Variasi dari klimaks adalah antiklimaks yaitu, penulis memulai dari gagasan yang dianggap paling tinggi kedudukannya kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan yang lebih rendah dan semakin rendah.


b. Sudut Pandangan
Yang dimaksud sudut pandangan adalah tempat dimana seorang pengarang melihat sesuatu. Tapi, sudut pandang pandangan tidak diartikan sebagai penglihatan atas suatu barang dari atas atau dari bawah. Tetapi, bagaimana kita melihat barang itu dengan mengambil suatu posisi tertentu. Bagaimana seseorang menggambarkan isi sebuah ruang? Pertama-tama ia harus mengambil sebuah posisi tertentu, kemudian secara perlahan-lahan berurutan menggambarkan barang demi barang yang terdapat dalam ruangan tersebut, dimulai dari yang paling dekat berangsur-angsur kebelakang. Sebab itu, urutan ini juga disebut urutan ruang-ruang. Sudut pandangan atau point of view ini mempunya dua pengertian,


1. Sudut pandangan ini mencakup apakah sersoalan yang sedang dibahas dilihat dari sudut pandangan orang pertama (saya, kami, kita) atau orang ke dua (engkau, kamu, saudara) atau juga bentuk tak berorang—bentuk sudut pandangan ini sama sekali tidak ada hubungan dengan dasar pengembangan sebuah alinea. Tetapi, mencangkup konsistensi sudut pandangan dari seluruh uraian.


2. Mencakup pengertian bagaimana pandangan atau anggapan penulis terhadap subjek yang telah digarapnya itu. Sudut pandang ini membuat pengarangnya memilih nada tertentu, kata-kata dan frase tertentu. Membentuk bahan mental menjadi suatu karangan, ia membantu merumuskan meksud penulis dan membatasi pokok yang akan digarapnya.


c. Perbandingan Dan Pertentangan
Yaitu suatu cara dimana pengarang menunjukkan kesamaan / perbedaan antara dua orang bjek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu. Kita dapat membandingkan misalnya dua tokoh pendidikan, bagaimana politik pendidikan yang dijalankannya dengan memperhatikan pola segi-segi lain untuk menerangkan gagasan sentral itu. Maksudnya untuk sampai kepada suatu penilain yang relatif mengenai ke dua tokoh tersebut. Segi-segi perbandingan dan pertentangan harus disusun sekian macam sehingga kita dapat sampai kepada gagasan sentralnya.


d. Analogi
Bila perbandingan dipertentangan memberi sejumlah ketidaksamaan dan perbedaan antar 2 hal, maka analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari 2 hal yang berbeda tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi/ fungsi dari kedua hal tadi sebagai menunjukkan kesamaan-kesamaan antara 2 barang/ hal yang berlainan kelasnya. Bila seorang mengatakan: Awan dari ledakan bom atom itu, membentuk sebuah cendawan raksasa, maka perbandingan antara awan ledakan atom dan cendawan. Merupakan sebuah analogi sebab kedua hal itu sangat bebeda kelasnya, keduali kesamaan bentuknya.


e. Contoh
Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya, atau generalisasi-generalisasi memerlukan ilustrasi-ilustrasi yang konkret sehingga daapt difahami oleh pmebaca. Untuk ilustrasi terhadap gagasan-gagasan atau pendapat yang umum itu maka sering dipergunakan contoh-contoh yang konkret, yang mengambil tempat dalam sbuah alinea, tetapi harus diingat bahwa sebuah contoh sama sekali tidak berfungsi untuk membuktikan pendapat seseorang. Tetapi dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis dan hal ini pengalaman-pengalaman pribadi merupakan bahan yang paling efektif untuk setiap pengarang.


f. Proses
Sebuah dasar lain yang dapat juga dipergunakan untuk menjaga agar perkembangan sebuah alinea dapat disusun secara teratur adalah proses. Proses merupakan suatu urutan dari suatu kejadian/ peristiwa.


Dalam menyusun sebuah proses diperlukan hal-hal sebagai berikut:


- Penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh
- Penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya, bila tahap-tahap kejadian ini berlangsung dalam waktu-waktu yang berlainan, maka penulis harus memisahkan dan mengurutkannya secara kronologis
- Penulis harus menjelaskan tiap tahap dalam detail yang cukup tegas sehingga pembacaan dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas.Sehigga proses itu menyangkut jawaban atas pertanyaan-pertanyaan bagaimana mengerjakan hal itu? Bagaimana bekerjanya? Bagaimana barang itu disusun? Bagaimana hal itu terjadi?.


g. Sebab-Akibat
Perkembangan sebuah alinea dapat juga pula dinyatakan dengan mempergunakan sebab-akibat sebagai dasar, dan hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Tetapi daapt juga dibalik akibat dijadikan gagasan utama sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciaanya.


Persoalannya sebab akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan proses, bila proses itu dipecah-pecahkan untuk mencari hubungan antara bagian-bagianya, maka proses itu dapat dinamakan proses kausal/ proses sebab akibat. Sebuah variasi dari sebab akibat ini adalah pemecahan masalah, pemecahan maslah yang bertolak dari hubungan kausal, tetapi tidak berhenti disitu saja, ia masih berjalan lebih lanjut menunjukkan jalan-jalan keluar untuk menjauhkan sebab-sebab tersebut atau menjauhkan akibat yang dihasilkan oleh sebab-sebab.


h. Umum-Khusus Dan Khusus-Umum
Kedua cara ini, yaitu umum-khusus dan khusus-umum cara ini merupakan cara yang paling umum untuk mengembangkan gagasan-gagasan dalam sebuah alinea secara teratu. Dalam hal yang pertama gagasan utamanya di tempatkan pada awal alinwa, serta pengkhususan atau perincian-perincianya terdapat dalam kalimat berikutnya, sebaliknya dalam hal yang kedua mula-muladikemukakan perincianya, kemudian pada akhir alinea generalisasinya. Jadi yang satu bersifat deduktif, sedangkan lainnya bersifat induktif.


Sebuah variasi dalam kedua jenis alinea itu adalah semacam penggabungan. Yaitu pada awal alinea terdapat gagasan utamanya ( jadi bersifat umum-khusus). Tetapi pada akhir alinea gagasan utama tadi diulang sekali lagi ( jadi bersifat khusus-umum ).


i. Klasifikasi
Yang dimaksud dengna klasifikasi adalah sebuah proses untuk mengelompkkan barang-barang yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Sebab itu klasifikasi bekerja kedua arah yang berlawanan.yaitu pertama, mempersatukan satuan-satuan kedalam kelompok, dan kedua, memisahkan kesatuan tadi dari kelompok yang lain. Dengan demikian klasifikasi mempunyai persamaan-persamaan tertentu baik dengan pertentangan dan perbandingan maupun dengan umum-khusus dan khusus-umum


j. Definisi luas
Yang dimaksud definisi dalam pembentukan sebuah alinea adalah usaha pengarang untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal. Disini kita tidak menghadapi hanya satu kalimat ( lihat definisi dalam baggian tentang kalimat), tetapi suatu rangkaian kalimat yag membentuk sebuah alinea. Malahan kadang-kadang untuk memberi pengertian yang bulat tentang pengertian itu, satu alinea dianggap belum cukup, sehingga diperlukan rangkaian dari pada alinea-alinea. Malahan dapat pulan dalam bentuk sebuah buku. Namun prinsip-prinsip definisi tetap sama. Di sini kita lebih sering menghadapi sebuah definisi luas daripada definisi formal biasa, atau definisi dengan menerapkan etimmologi kata atau istilah tersebut.


Cara apapun yang dipergunakan untuk memperoloh kebulatan alinwa, prinsip kesatuan ide, perpaduan ( koherensi ) dan perkembangan yang baik tidak boleh dilanggar begitu saja. Pelanggaran atas prinsip-prinsip tersebut mengakibatkan tergangunya konsentrasi atas ide sentralnya.


k. Perkembangan Dan Kepaduan Antar Alinea
Kesatuan-kesatuan yang kita sebut alinea ini tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu unsur yang kecil dalam sebuah unit yang lebih besar, entah berupa bab maupun untu yang berupa sebuah karangan yang lengkap. Karena alinea merupakan unit yang lebih kecil, maka harus dijaga agar hubungan antara alinwa yang satu dengan alinea yang lain, yang bersama-sama membentuk unit yang lebih besar itu terjalin dengan baik.


Tiap tulisan yang baik selalu akan berlolak dari sebuah tesis karya ilmiah. Tesis itulah yang dikembangkan dalam alinea-alinea yang mempunyai pertaliann yang jelas, baik pertalian dalam perkembangan gagasan maupun perpaduan alinea-alineanya. Karena hubungan yang jelas itulah pembaca dapat mengikuti uraian itu dengan jelas dan mudah.


Seperti halnya dengan alinea, maka perpaduan antara alinea dapat juga dijamin dengan cara-cara seperti yang telah digunakan dalam sebuah alinea yaitu: repitisi yang dinamakan anafora. Anafora adalah perulangan kata yang sama pada kalimat yang berurutan atau dalam hal ini juga pada awal alinea yang berurutan. Disamping kata-kata kunci bisa dipergunakan kata ganti.


sumber :
Ambary, Drs. Abdullah. Tanpa Tahun.Intisari Tatabahasa Indonesia, Untuk SMTP.Bandung : Djatnika Bandung.
Agustin, Risa, S.Pd. 2008. Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan. Surabaya : SERBA JAYA.
Yahya, islachuddin. 2007. Teknik penulisan karangan ilmiah. Surabaya : surya jaya raya.
Tarigan,Djago. 2009. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung : Angkasa.
Nazar,Noerzisri A. 2004. Bahasa Indonesia dalam Karangan Ilmiah. Bandung : Humaniora Utama Press(HUP).
Read More ->>

Senin, 20 Oktober 2014

Kalimat Efektif

Pengertian Kalimat Efekti
Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif
1.Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
2.Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).
3.Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)
4.Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
5.Kesatuan atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)
6.Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
7.Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)
b. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.

Sumber :http://dim24.wordpress.com/2010/11/07/pengertian-dan-syarat-kalimat-efektif/

Read More ->>

Kata dan Pilihan Kata

Kata dan Pilihan Kata
1. Pengertian
Kata secara sederhana adalah sekumpulan huruf yang mempunyai arti. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti tersendiri, yaitu kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. kata juga mengandung arti, sederetan huruf yang diapit dua spasi dan mempunyai arti.

Diksi adalah ketepatan pilihan kata untuk menyatakan sesuatu. Diksi atau pilihan kata pada dasarnya adalah hasil upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana. Diksi atau pilihan kata merupakan satu unsur yang sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari.

Pilihan kata atau Diksi adalah pemilihan kata – kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Diksi  atau Plilihan kata mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.

1.1 Imbuhan Dari Bahasa Asing

Selain imbuhan yang berasal dari B.Indonesia sendiri (-kan, me-, di-, dan lain-lain), kita juga mengenal imbuhan asing. Imbuhan asing ini sudah diserap dan disesuaikan dengan ejaan yang baku, EYD.
Imbuhan yang berasal dari asing itu adalah:

A. SANSEKERTA (-man , -wan, -wati)
a. Imbuhan –man
Ciri:
 diletakkan pada kata yang berakhir dengan vokal –i
 Menunjukkan laki-laki
 Fungsi : menbentuk kata benda
 Makna : orang yang. . .
Contoh:seniman, budiman
b. Imbuhan –wan
Ciri :
      Diletakkan pada kata yang berakhir dengan vokal selain –i
      Menunjukkan laki-laki
      Fungsi : membentuk kata benda dan sifat
      Makna : orang yang. . .
Contoh : cendekiawan , wartawan
c. Imbuhan –wati
Ciri :
     Sejalan dengan akhiran-wan
     Menunjukkan wanita
     Makna : orang yang. . .
Contoh : peragawati , olahragawati

B. ARAB ( -i, -wi, -iah )
Ciri :
          Diletakkan pada kata yang berakhir dengan vokal-a
          Makna : mempunyai sifat
          Fungsi : membentuk kata sifat / kata benda
Contoh : surgawi , duniawi

C. EROPA ( -is, -isme, -isasi )
i. Imbuhan –is
Ciri :
       Berasal dari bahasa belanda
       Makna : “yang bersifat” atau “orang yang . .”
       Fungsi : membentuk kata sifat atau kata benda
Contoh: teoritis , aktivis
ii. Imbuhan –isme
Ciri :
          Berasal dari bahasa belanda
          Makna : aliran atau paham
          Fungsi : membentuk kata benda
Contoh : komunisme , kapitalisme
iii. Imbuhan –isasi
Ciri :
 Berasal dari bahasa inggris
 Makna : proses
Fungsi : membentuk kata benda
Contoh : urbanisasi , imunisasi
Contoh kata-kata berimbuhan asing tersebut adalah:
- seniman (asal kata: seni)
- hartawan (asal kata: harta)
- wartawati (asal kata: warta)
- insani (asal kata: insan)
- duniawi (asal kata: dunia)
- lahiriah (asal kata: lahir)
- praktis (asal kata: praktik)
- materialistis (asal kata: material)
- spesialisasi (asal kata: spesial)


1.3 Upaya PengIndonesiaan

Di dalam upaya pengIndonesiaan, memang ada beberapa tahap yang dilakukan. Tahap itu antara lain adalah penerjemahan dan penyerapan. Penerjemaahan dilakukan dengan memanfaatkan antara lain, kosakata Bahasa Indonesia sebagai padanannya. Ada pertimbangan dalam penerjemahan itu, yakni ketepatan terjemahan dengan konsepnya. hal ini penting agar istilah terjemahan itu tidak berbeda dengan konsep istilah asingnya. caranya dapat dilakukan melalui terjemahan kata perkata (harafiah) ataupun melalui pengalhan konsepnya.
contoh :
Up grading diterjemahkan secara langsung menjadi penataran. sementara itu, money lundring diterjemahkan dengan pencucian uang. Istilah ini dalam bahasa asingnya terdiri dari dua unsur, yaitu money 'uang' dan undring 'pencucian'.

1.4 Hubungan Makna Kata

Makna adalah hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya. [1] Makna merupakan bentuk responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki.
Ujaran manusia itu mengandung makna yang utuh. Keutuhan makna itu merupakan perpaduan dari empat aspek, yakni pengertian (sense), perasaan (feeling), nada (tone), dan amanat (intension). Memahami aspek itu dalam seluruh konteks adalah bagian dari usaha untuk memahami makna dalam komunikasi.

Hubungan Makna
1. Sinonim adalah kata-kata yang memiliki kesamaan atau kemiripan makna.
Contoh:Siuman=sadar,datang=tiba=sampai

2. Antonim adalah kata-kata yang memiliki makna berlawanan.
Contoh:besar-kecil,atas-bawah,siang-malam
Antonim dibedakan menjadi:
a.Antonim kembar :Putra-putri,dewa-dewi,pemuda-pemudi.
b.Antonim gradual :Panjang-pendek,tinggi-rendah,tua-muda.
c.Antonim relasional :Suami-istri,guru-murid,penjual-pembeli.
d.Antonim majemuk :Emas-perak,gelang-kalung,pintu-jendela,dan sebagainya
e.Antonim hierarkis :Jendral-kopral,kilometer-meter,dan sebagainya.

3. Polisemi adalah suatu kata yang memiliki makna ganda.Namun demikian,diantara makna tersebut masih
terdapat hubungan makna:
Contoh :Anak saya sakit(keturunan)
Ia anak buahku(bawaan)
Hati-hati,anak tangga itu rapuh(bagian tangga yang di injak)

4. Hiponim adalah suatu kata yang maknanya telah mencakup oleh kata yang lain.Hubungan makna kata satu
dengan yang lain akan menghasilkan kata(superordinat dan subordinat)
Pakaian Superordinat(hipernim)
Baju Celana Kaos Subordinat(hiponim)
kohiponim

5. Hipernim adalah suatu kata yang maknanya mencakup kata lain.
Contoh: Bunga
Melati Menur Mawar

6. Homonim adalah kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbada artinya.
Contoh :Bulan ini adikku menikah,malam ini bulan tidak bersinar

7. Homofon adalah kata-kata yang memiliki bunyi yang sama tetapi ejaan dan artinya berbeda
Contoh :saya tidak sangsi lagi.
Yang melanggar akan mendapatkan sanksi.
Dilarang masuk dalam ladang perburuan.
Kita harus mentaati Undang-undang Perburuan.

8. Homograf adalah kata-kata yang memiliki tulisan sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Contoh :Ia tidak tahu tentang masalah itu.
Nenekku suka makan tahu.

Catatan:Homonim sering dikacaukan dengan polisemi.Keduanya mempunyai perbedaan seperti sebagai berikut:

No Homonim No Polisemi

1. Berupa dua kata atau lebuh 1. Berasal dari satu kata
2. Tidak ada hubungan arti 2. Ada hubungan arti
3. Dipergunakan secara denotatif 3. Dipergunakan secara konotatif kecuali kata induk
4. Contoh: Bisa ular bisa mengakibatkan kematian 4. Contoh: Kepala kantor iu sedang sakit kepala

Sumber :
http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-kreatif.definisi/pengertian-kata.html
http://dedysuardi.blogspot.com/2012/02/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://romiantony.blogspot.com/2011/10/pengertian-diksi-atau-pilihan-kata-gaya.html
Read More ->>

Senin, 13 Oktober 2014

Peranan dan Fungsi bahasa

A. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah sebagai sebuah sistem komunikasi yang membuat manusia dapat bekerja sama. Definisi ini menekankan fungsi sosial dari bahasa dan fakta bahwa manusia menggunakannya untuk mengekspresikan dirinya sendiri dan untuk memanipulasi objek dalam lingkungannya. Teori fungsional tata bahasa menjelaskan struktur tata-bahasa lewat fungsi komunikatifnya, dan memahami struktur tata bahasa dari bahasa sebagai hasil dari proses adaptif dimana tata bahasa telah disesuaikan untuk melayani kebutuhan komunikatif penggunanya.


B. Manfaat Bahasa
·         Sebagai bahasa Negara dan pemersatu bangsa
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting di Negara karena merupakan salah satu dari ikrar sumpah pemuda tahun 1928 yang berbunyi Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Bersumber dari hal tersebut, Bahasa Indonesia juga memiliki fungsi sebagai pemersatu bangsa yakni berarti kedudukan yang dimiliki lebih tinggi daripada bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia.
Indonesia memiliki beragam budaya dan bahasa, untuk itu bahasa pemersatu diperlukan agar hubungan komunikasi antar satu dengan yang lain tidak terhambat.
Sebagai contoh, misalnya seorang pejabat daerah Manado mendapat tugas dinas di Jakarta aan tetapi dia tidak bisa mengunakan bahasa Indonesia dan dia hanya menguasai bahasa daerah manado. Tentu ketika dia telah tiba di Jakarta, tidak semua orang Jakarta dapat mengerti apa yang dia bicarakan karena di Jakarta berbagai suku dan budaya ada. Pejabat tersebut harus menggunakan bahasa Indonesia agar hubungan komunikasi dalam perjalan dinasnya tidak mengalami hambatan.

·         Sebagai Alat komunikasi
Seperti yang telah dijelaskan dalam point pertama tadi. Bahasa Indonesia tidak akan luput daripada fungsi komunikasi. Karena komunikasi adalah hal yang paling utama diperlukan saat menjalin hubungan dengan orang lain.
Contohnya, adalah kita berbicara bahasa Indonesia kepada guru atau dosen kita. Bahasa Indonesia dapat menjadi alat yang membantu kita menyampaikan ide, gagasan, dan pemikiran kita.

·         Sebagai penunjuk identitas diri
Berkaitan dengan point kedua, Bahasa Indonesia merupakan alat menyampaikan gagasan dan pemikiran kita kepada orang lain sehingga dalam hal ini dapat dikatakan bahwa bahasa juga sebagai penunjuk identitas diri. Dari cara berpikir kita, tata bahasa yang kita gunakan serta idea pa saja yang telah kita tuangkan menggunakan bahasa Indonesia dapat menggambarkan identitas diri kita.
Seperti contoh yang baru-baru ini marak beredar adalah bahasa ala Vicky prasetyo. Vicky menggunakan istilah-istilah bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris yang tidak lazim digunakan sehingga menimbulkan keanehan seperti istilah konspirasi kemakmuran,labil ekonomi dsb. Akan tetapi, di sisi lain kita jadi mengetahui bagaimana sosok Vicky sebenarnya. Seperti apa cara berpikirnya dan bagaimana tata bahasanya.

·         Sebagai alat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
Dalam dunia pendidikan di Indonesia, Bahasa Indonesia menjadi salah satu materi yang wajib diajarkan mulai dari tingkat paling rendah hingga tingkat perguruan tinggi. Hal itu terjadi karena Bahasa Indonesia merupakan alat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Diluar sana, banyak buku-buku yang menjadi sumber pengetahuan menggunakan bahasa Indonesia. Di sisi lain, sebagai syarat kelulusan mahasiswa perguruan tinggi juga harus menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar untuk membuat suatu perkembangan ilmu pengetahuan dengan sebuah ide yang menggunakan bahasa Indonesia kemudian dipaparkan dalam bentuk tulisan ilmiah.


C.    Apakah Bahasa Dapat Mempengaruhi Seseorang ?

Jelas, dapat mempengaruhi. Karena, bahasa adalah komunikasi informasi melalui simbol-simbol yang disusun berdasarkan aturan sistematis. Penggunaan bahasa adalah suatu kecakapan kognitif pusat, sesuatu yang penting bagi kita untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Bahasa tidak hanya penting dalam komunikasi, namun juga sangat terkait dengan setiap cara kita memikitkan dan memahami dunia. Tanpa bahasa, kemampuan kita untuk menyampaikan informasi, mendapatkan pengetahuan, dan bekerja sama dengan orang lain akan sangat terganggu.

Sumber:
- http://ariefbk10.wordpress.com/2013/10/02/peranan-dan-fungsi-bahasa/
- http://edukasi.kompasiana.com/2014/02/28/berbahasa-yang-baik-dapat-merubah-perilaku-635463.html
- http://zmughnii.blogspot.com/2013/10/peranan-bahasa-indonesia.html
Read More ->>

Ragam dan Laras bahasa

A. Pengertian bahasa
Secara umum bahasa didefinisikan sebagai lambang. Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa system lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia.
Sebagaimana kita ketahui, bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing mempunyaimakna, yaitu, hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakiliKumpulan kata atau kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad,disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus atau leksikon.
Pada waktu kita berbicara atau menulis, kata-kata yang kita ucapkan atau kita tulis tidak tersusun begitusaja, melainkan mengikuti aturan yang ada. Untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan, kitaharus memilih kata-kata yang tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan aturan bahasa. Seperangkataturan yang mendasari pemakaian bahasa, atau yang kita gunakan sebagai pedoman berbahasa inilah yangdisebut tata bahasa.
Pada bab berikutnya, sehubungan dengan tata bahasa akan kita bicarakan secara terperinci fonologi, morfologi, sintaksis, semantikdan etimologi. Fonologi ialah bagian tata bahasa yang membahas atau mempelajari bunyi bahasa. Morfologi mempelajari proses pembentukan kata secara gramatikal besertaunsur-unsur dan bentuk-bentuk kata. Sintaksis membicarakan komponen-komponen kalimat dan proses pembentukannya. Bidang ilmu bahasa yang secara khusus menganalisis arti atau makna kata ialah semantik, sedang yang membahas asal-usul bentuk kata adalah etimologi,
B. Manfaat bahasa
Manfaat utama bahasa, seperti disebutkan di atas, adalah sebagai alat komunikasi, atau sarana untuk menyampaikan informasi (fungsi informatif).
Tetapi, bahasa pada dasarnya lebih dari sekadar alat untuk menyampaikan informasi, atau mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan, karena bahasa juga berfungsi:
a.untuk tujuan praktis: mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.
b.untuk tujuan artistik: manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan seindah- indahnya  guna pemuasan rasa estetis manusia.
c.sebagai kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, di luar pengetahuan kebahasaan.
d.untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia, selama
kebudayaan dan adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri (tujuan filologis). Dikatakan oleh para ahli budaya, bahwa bahasalah yang memungkinkan kita membentuk diri sebagaimakhluk bernalar, berbudaya, dan berperadaban. Dengan bahasa, kita membina hubungan dan kerja sama,mengadakan transaksi, dan melaksanakan kegiatan sosial dengan bidang dan peran kita masing-masing.Dengan bahasa kita mewarisi kekayaan masa lampau, menghadapi hari ini, dan merencanakan masa depan.
Jika dikatakan bahwa setiap orang membutuhkan informasi itu benar. Kita ambil contoh, misalnya,mahasiswa. Ia membutuhkan informasi yang berkaitan dengan bidang studinya agar lulus dalam setiapujian dan sukses meraih gelar atau tujuan yang diinginkan. Seorang dokter juga sama. Ia memerlukaninformasi tentang kondisi fisik dan psikis pasiennya agar dapat menyembuhkannya dengan segera.Contoh lain, seorang manager yang mengoperasikan, mengontrol, atau mengawasi perusahaan tanpainformasi tidak mungkin dapat mengambil keputusan atau menentukan kebijakan. Karena setiap orang membutuhkan informasi, komunikasi sebagai proses tukar-menukar informasi, dengan sendirinya bahasa juga mutlak menjadi kebutuhan setiap orang.
C. Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia
Sebagaimana kita ketahui dari uraian di atas, bahwa sesuai dengan ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28Oktober 1928, bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa nasional, dan sesuai dengan bunyi UUD 45, BabXV, Pasal 36 Indonesia juga dinyatakan sebagai bahasa negara. Hal ini berarti bahwa bahasa Indonesiamempunyai kedudukan baik sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.
Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa ialah status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya,yang dirumuskan atas dasar nilai sosialnya Sedang fungsi bahasa adalah nilai pemakaian bahasa tersebutdi dalam kedudukan yang diberikan.
1. Bahasa Nasional
Sehubungan dengan kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki empat fungsi. Keempat fungsi tersebut ialah sebagai:
1.lambang identitas nasional,
2.lambang kebanggaan nasional,
3.alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang sosial budaya  dan bahasa yang berbeda-beda,
4.alat perhubungan antarbudaya dan daerah.
2. Bahasa Negara
Berkaitan dengan statusnya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1.bahasa resmi negara,
2.bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,
3.bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan
4.bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi.

D. Bahasa Indonesia baku
Bahasa Indonesia yang baku ialah bahasa Indonesia yang digunakan orang-orang terdidik dan yangdipakai sebagai tolak bandingan penggunaan bahasa yang dianggap benar. Ragam bahasa Indonesia yangbaku ini biasanya ditandai oleh adanya sifat kemantapan dinamis dan ciri kecendekiaan. Yang dimaksuddengan kemantapan dinamis ini ialah bahwa bahasa tersebut selalu mengikuti kaidah atau aturan yangtetap dan mantap namun terbuka untuk menerima perubahan yang bersistem. Ciri kecendekiaan bahasa baku dapat dilihat dari kemampuannya dalam mengungkapkan proses pemikiran yang rumit di berbagai bidang kehidupan dan ilmu pengetahuan. Bahasa Indonesia baku dipakai dalam:
1.komunikasi resmi, seperti dalam surat-menyurat resmi, peraturan pengumuman  instansi resmi atau undang-undang;
2.tulisan ilmiah, seperti laporan penelitian, makalah, skripsi, disertasi dan buku-buku     ilmu pengetahuan
3.pembicaraan di muka umum, seperti dalam khotbah, ceramah, kuliah pidato; dan
4.pembicaraan dengan orang yang dihormati atau yang belum dikenal.

E. Peranan dan Fungsi Bahasa Indonesia dalam Konteks Ilmiah
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, antara lain, bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah. Selain itu, di dalam Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pasal khusus (Bab XV, Pasal 36) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Dengan demikian ada dua macam kedudukan bahasa Indonesia. Pertama, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional, sesuai dengan Sumpah Pemuda 1928, dan kedua bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa negara, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam tulisan ilmiah, bahasa sering diartikan sebagai tulisan yang mengungkapkan buah pikiran sebagai hasil dari pengamatan, tinjauan, penelitian yang seksama dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu, menurut metode tertentu, dengan sistematika penulisan tertentu, serta isi, fakta, dan kebenarannya dapat dibuktikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Bentuk-bentuk karangan ilmiah identik dengan jenis karangan ilmiah, yaitu makalah, laporan praktik kerja, kertas kerja, skripsi, tesis, dan disertasi.
Dalam penulisan ilmiah, bahasa merupakan hal yang terpenting. Untuk itu kita harus sebaik mungkin menggunakannya. Antara lain :
• Dalam hal penggunaan ejaan. Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulismenulis yang distandarisasikan; yang meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.
• Dalam hal penulisan kata. Baik kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, kata ganti, kata depan, kata sandang, maupun gabungan kata.
• Dalam penggunaan partikel lah, kah, tah, pun. Partikel lah, kah, tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Pergilah sekarang! Sedangkan partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh: Jika engkau pergi, aku pun akan pergi. Kata-kata yang sudah dianggap padu ditulis serangkai, seperti andaipun, ataupun, bagaimanapun, kalaupun, walaupun, meskipun, sekalipun.
• Dalam hal pemakaian Ragam Bahasa. Berdasarkan pemakaiannya, bahasa memiliki bermacam-macam ragam sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta lingkungannya. Ragam bahasa pada pokoknya terdiri atas ragam lisan dan ragam tulis. Ragam lisan terdiri atas ragam lisan baku dan ragam lisan takbaku; ragam tulis terdiri atas ragam tulis baku dan ragam tulis takbaku.
• Dalam penulisan Singkatan dan Akronim.Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan jabatan atau pangkat diikuti tanda titik. Contoh: Muh. Yamin, S.H. (Sarjana Hukum ). Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Contoh: dll. hlm. sda. Yth. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik. Contoh: DPR GBHN KTP PT. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Contoh: ABRI LAN IKIP SIM. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh: Akabri Bappenas Iwapi Kowani.
• Dalam penulisan Angka dan Lambang Bilangan. Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut. Contoh: Abad XX dikenal sebagai abad teknologi.
Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang dipakai berturut-turut. Contoh: Ada sekitar lima puluh calon mahasiswa yang tidak diterima diperguruan tinggi itu.
• Dalam pemakaian tanda baca. Pemakaian tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik dua (:), tanda titik koma (,), tanda hubung, (-) tanda pisah (_), tanda petik (“), tanda garis miring, (/) dan tanda penyingkat atau aprostop (‘).
• Dalam pemakaian imbuhan, awalan, dan akhiran.
Dalam penulisan ilmiah, selain harus memperhatikan faktor kebahasaan, kita pun harus mempertimbangkan berbagai faktor di luar kebahasaan. Faktor tersebut sangat berpengaruh pada penggunaan kata karena kata merupakan tempat menampung ide. Dalam kaitan ini, kita harus memperhatikan ketepatan kata yang mengandung gagasan atau ide yang kita sampaikan, kemudian kesesuaian kata dengan situasi bicara dan kondisi pendengar atau pembaca.
Mengetahui Fungsi Bahasa Secara Umum
Fungsi umum bahasa indonesia adalah sebagai alat komunikasi sosial. Bahasa pada dasarnya sudah menyatu dengan kehidupan manusia. Aktivitas manusia sebagai anggota masyarakat sangat bergantung pada penggunaan bahasa masyarakat setempat. Gagasan, ide, pikiran, harapan dan keinginan disampaikan lewat bahasa.
Selain fungsi bahasa diatas, bahasa merupakan tanda yang jelas dari kepribadian manusia. Melalui bahasa yang digunakan manusia, maka dapat memahami karakter, keinginan, motif, latar belakang pendidikan, kehidupan sosial, pergaulan dan adat istiadat manusia.
Menurut Sumiati Budiman (1987 : 1) mengemukakan bahwa fungsi bahasa dapat dibedakan berdasarkan tujuan, yaitu :
1. Fungsi praktis
Bahasa digunakan sebagai komunikasi dan interakis antar anggota masyarakat dalam pergaulan hidup sehari-hari.
2. Fungsi cultural
Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyimpan, menyebarkan dan mengembangkan kebudayaan.
3. Fungsi artistic
Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan rasa estetis (keindahan) manusia melalui seni sastra.
4. Fungsi edukatif
Bahasa digunakan sebagai alat menyampaikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Fungsi politis
Bahasa digunakan sebagai alat untuk mempusatkan bangsa dan untuk  menyelenggarakan administrasio pemerintahan.
Mencermati keadaan dan perkembangan dewasa ini, semakin terasakan betapa besar fungsi dan peran bahasa dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa kehidupan manusia terasa hampa dan tidak berarti. Melalui peran bahasa, manusia dapat menjadikan dirinya menjadi manusia berbudi pekerti, berilmu dan bermartabat tinggi. Berdasarkan semua ini, dapat disimpulkan fungsi bahasa yaitu sbb:
1. Bahasa sebagai alat komunikasi
Melalui Bahasa, manusia dapat berhubungan dan berinteraksi dengan alam sekitarnya, terutama sesama manusia sebagai makhluk sosial. Manusia dapat memikirkan, mengelola dan memberdayakan segala potensi untuk kepentingan kehidupan umat manusia menuju kesejahteraan adil dan makmur. Manusia dalam berkomunikasi tentu harus memperhatikan dan menerapkan berbagai etika sehingga terwujud masyarakat yang madani selamat dunia dan akhirat. Bahasa sebagai alat komunikasi berpotensi untuk dijadikan sebagai sarana untuk mencapai suatu keberhasilan dan kesuksesan hidup manusia, baik sebagai insan akademis maupun sebagai warga masyarakat. Penggunaan bahasa yang tepat menjadikan seseorang dalam memperlancar segala urusan. Melalui bahasa yang baik, maka lawan komunikasi dapat memberikan respon yang positif. Akhirnya, dapat dipahami apa maksud dan tujuannya.
2. Bahasa sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri
Sebagai alat ekspresi diri, bahasa merupakan sarana untuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran, gagasan, dan keinginan yang dimilikinya. Begitu juga digunakan untuk menyatakan dan memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai tempat dan situasi.
Mengetahui Fungsi Bahasa Secara Khusus :
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia secara umum Istilahke dudukan dan fungsi tentunya sering kita dengar, bahkan pernah kita pakai. Misalnya dalam kalimat “Bagaimana kedudukan dia sekarang?”, “Apa fungsi baut yang Saudara pasang pada mesin ini?”, dan sebagainya. Kalau kita pernah memakai kedua istilah itu tentunya secara tersirat kita sudah mengerti maknanya.
Hal ini terbukti bahwa kita tidak pernah salah pakai menggunakan kedua istilah itu. Kalau demikian halnya, apa sebenarnya pengertian kedudukan dan fungsi bahasa? Samakah dengan pengertian yang pernah kita pakai? Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat komunikasi lingual manusia, baik secara terlisan maupun tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-nilai sosial.
Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari- hari, yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status, bahasa tidak dapat ditinggalkan. Ia selalu mengikuti kehidupan manusia sehari-hari, baik sebagai manusia anggota suku maupun anggota bangsa. Karena kondisi dan pentingnya bahasa itulah, maka ia diberi ‘label’ secara eksplisit oleh pemakainya yang berupa
kedudukan dan fungsi tertentu.
Kedudukan dan fungsi bahasa yang dipakai oleh pemakainya (baca: masyarakat bahasa) perlu dirumuskan secara eksplisit, sebab kejelasan ‘label’ yang diberikan akan mempengaruhi masa depan bahasa yang bersangkutan. Pemakainya akan menyikapinya secara jelas terhadapnya. Pemakaiannya akan memperlakukannya sesuai dengan ‘label’ yang dikenakan padanya.
Di pihak lain, bagi masyarakat yang dwi bahasa (dwilingual), akan dapat ‘memilah-milahkan’ sikap dan pemakaian kedua atau lebih bahasa yang digunakannya. Mereka tidak akan memakai secara sembarangan. Mereka bisa mengetahui apan dan dalam situasi apa bahasa yang satu dipakai, dan kapan dan dalam situasi apa pula bahasa yang lainnya dipakai. Dengan demikian perkembangan bahasa (-bahasa) itu akan menjadi terarah. Pemakainya akan berusaha mempertahankan kedudukan dan fungsi bahasa yang telah disepakatinya dengan, antara lain, menyeleksi unsur-unsur bahasa lain yang ‘masuk’ ke dalamnya.
Unsur-unsur yang dianggap menguntungkannya akan diterima, sedangkan unsur- unsur yang dianggap merugikannya akan ditolak. Sehubungan dengan itulah maka perlu adanya aturan untuk menentukan kapan, misalnya, suatu unsur lain yang mempengaruhinya layak diterima, dan kapan seharusnya ditolak. Semuanya itu dituangkan dalam bentuk kebijaksanaan pemerintah yang bersangkutan. Di negara kita itu disebut Politik Bahasa Nasional, yaitu kebijaksanaan nasional yang berisi perencanaan, pengarahan, dan ketentuan- ketentuan yang dapat dipakai sebagai dasar bagi pemecahan keseluruhan masalah bahasa.

- Pendapat saya tentang apakah bahasa dapat merubah perilaku sesorang ?
  ya, kalau menurut saya memang dengan cara seseorang tersebut berbicara sudah bisa menunjukan bahwa dia bersikap
  selayaknya mahkluk hidup yang baik dan benar

Sumber : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/10/peranan-dan-fungsi-bahasa-indonesia/
Read More ->>
Diberdayakan oleh Blogger.